Ir. Achmad Noeman sang Maestro Arsitektur Masjid Indonesia
Prof. Ir. H. Achmad Noeman (1926-2016 ) |
Nama : Ir. H. Acmad Noe’man, IAI
Tempat/Tanggal lahir : Garut, 10 Oktober 1926
Konsep Desain : Islamic Architecture
Kantor : Jalan Ganesha 03 - Bandung 40132, Telp. 022 250 4145,
Birano, ganesha 03 Bandung 40132
Riwayat Pendidikan• Institut Teknologi Bandung, Indonesia: 1948-1953
Riwayat Pekerjaan
• 1954-1956 : Asisten dosen Jurusan Arsitektur ITB
• 1956- 1961: Staff pengajar tetap Jurusan Arsitektur ITB
• 1961-1999: Staf pengajar Jurusan Desain dan Seni Rupa ITB dan Pimpinan CV.Birano
Dalam merancang sebuah masjid beliau berprinsip bahwa barisan dalam sholat tidak boleh terpotong sehingga dalam desain masjidnya tidak ada kolom di dalam bangunan masjid. Beliau merupakan salah satu pendiri IAI (Ikatan Arsitek Indonesia)
Menurut Acmad Noe’man, Arsitektur yang islami Adalah Arsitektur yang berlandaskan pada Al-qur’an dan As-sunnah. Acmad Noe’man adalah seorang Arsitek yang berlatar belakang pendidikan Arsitektur Praktik.
Dalam berkarya beliau selalu berusaha memasukkan nilai-nilai Islam kedalam desainnya. Hal tersebut dimaksudkan beliau agar karya-karyanya lebih bermakna dan dapat dipertangung jawabkan dihadapan Tuhan kelak. Acmad Noe’man, sebagai seorang Arsitek, banyak tertarik dengan ajaran-ajaran agama Islam, terutama pada kedua landasan agama itu yaitu Al-qur’an dan As-sunnah. sedangkan orang yang cukup berpengaruh pada kehidupannya adalah Muhammad SAW. Khusus pada bidang arsitek Acmad Noe’man mengagumi Lee Corbusier, Miss Van de Rohe, teori-teori Beahus, karena semua itu tidak bertubrukan dengan nilai-nilai islami yang mengajarkan agar tidak menciptakan sesuatu yang berlebih-lebihan.
Nilai-nilai islam banyak mempengaruhi manifestasinya dalam berpraktek di dunia arsitektur. Salah satu Manifesto Acmad Noe’man adalah ”Arsitektur yang islami Adalah Arsitektur berlandaskan pada Al-qur’an dan As-sunnah”.
Lingkungan binaan tempat seorang arsitek tumbuh dan berkembang, baik secara langsung maupun tak langsung akan mempengaruhi sikap dan pemikirannya. Terdapat beberapa hal yang membentuk konteks pemahaman seorang arsitek dalam melakukan pendekatan terhadap desain. Misalnya masa lalu yang kering dengan agama menyebabkan Acmad Noe’man ingin menerapkannya baik didalam kehidupan sehari-hari dan dalam praktik arsitektur. Sebagai seorang muslim Acmad Noe’man berusaha menjadi seorang arsitek agar bisa membela agamanya dalam bidang arsitektur. Berbekal pengalaman di masa mudanya yang sering menyaksikan dan mendampingi ayahnya dalam membangun masjid dan sekolah Madrasah Acmad Noe’man inilah yang membuat dirinya sedikit banyak mengenal bangunan-bangunan yang diperuntukan untuk ibadah dan belajar.
Dalam berkarya beliau selalu berusaha memasukkan nilai-nilai Islam kedalam desainnya. Hal tersebut dimaksudkan beliau agar karya-karyanya lebih bermakna dan dapat dipertangung jawabkan dihadapan Tuhan kelak. Acmad Noe’man, sebagai seorang Arsitek, banyak tertarik dengan ajaran-ajaran agama Islam, terutama pada kedua landasan agama itu yaitu Al-qur’an dan As-sunnah. sedangkan orang yang cukup berpengaruh pada kehidupannya adalah Muhammad SAW. Khusus pada bidang arsitek Acmad Noe’man mengagumi Lee Corbusier, Miss Van de Rohe, teori-teori Beahus, karena semua itu tidak bertubrukan dengan nilai-nilai islami yang mengajarkan agar tidak menciptakan sesuatu yang berlebih-lebihan.
Nilai-nilai islam banyak mempengaruhi manifestasinya dalam berpraktek di dunia arsitektur. Salah satu Manifesto Acmad Noe’man adalah ”Arsitektur yang islami Adalah Arsitektur berlandaskan pada Al-qur’an dan As-sunnah”.
Lingkungan binaan tempat seorang arsitek tumbuh dan berkembang, baik secara langsung maupun tak langsung akan mempengaruhi sikap dan pemikirannya. Terdapat beberapa hal yang membentuk konteks pemahaman seorang arsitek dalam melakukan pendekatan terhadap desain. Misalnya masa lalu yang kering dengan agama menyebabkan Acmad Noe’man ingin menerapkannya baik didalam kehidupan sehari-hari dan dalam praktik arsitektur. Sebagai seorang muslim Acmad Noe’man berusaha menjadi seorang arsitek agar bisa membela agamanya dalam bidang arsitektur. Berbekal pengalaman di masa mudanya yang sering menyaksikan dan mendampingi ayahnya dalam membangun masjid dan sekolah Madrasah Acmad Noe’man inilah yang membuat dirinya sedikit banyak mengenal bangunan-bangunan yang diperuntukan untuk ibadah dan belajar.
Acmad Noe’man menyebutkan bahwa ber-arsitektur bukan hanya berpikir bagaimana menghasilkan sebuah karya rancangan agar terbangun, tapi lebih memikirkan bagaiman berkarya yang semuanya diniatkan untuk Tuhan, tanpa harus mengesampingkan kebutuhan dan keinginan Klien. Beliau selalu mencoba mengajarkan nilai-nilai islami atau dengan kata lain berdakwah pada rancangan-rancangannya, Dengan menghadirkan apa yang ada pada kedua landasan islam itu sendiri.
Sekilas Tentang Acmad Noe’man
Sekilas Tentang Acmad Noe’man
Karakter yang tenang dan sangat bersahaja, cara berbicara yang sangat halus dan selalu menjaga nilai atau ajaran Islam dalam setiap tingkah lakunya menggambarkan bahwa Acmad Noe’man sebagai sosok seorang arsitek yang dikenal di kalangan komunitas arsitektur sebagai sosok seorang Muslim yang taat. Dari pembawaannya inilah kemudian sedikit banyak berperan dalam kehidupan ber-arsitektur dan mulai dipercaya orang sebagai pakar Arsitektur Masjid dan Arsitektur yang islami. karya-karyanya selalu dihadirkan dengan pedoman nilai-nilai islam yang tinggi tanpa harus meningalkan nilai estetis.
Keindahan pada setiap karyanya selalu tampak dan bisa dinikmati oleh orang yang menyaksikanya. Setelah menyelesaikan pendidikan S1 di Institut Teknologi Bandung pada tahun 1953, Achmad Noe’man langsung berpraktek dalam dunia arsitektur dengan magang pada salah satu biro konsultan, setelah itu Acmad Noe’man bergabung Dalam sebuah wadah organisasi Arsitek, yaitu IAI (Ikatan Arsitektur Indonesia). Kemudian Acmad Noe’man mendirikan perusahaan yang lebih dinamakan Birano. Karya-karyanya banyak memberi warna dan menjadi rujukan terutama Arsitektur Masjid di Indonesia. Selain itu di luar Indonesia Acmad Noe’man turut meramaikan dunia Arsitektur dengan merancang beberapa karya. Terutama Arsitektur Masjid.
Keindahan pada setiap karyanya selalu tampak dan bisa dinikmati oleh orang yang menyaksikanya. Setelah menyelesaikan pendidikan S1 di Institut Teknologi Bandung pada tahun 1953, Achmad Noe’man langsung berpraktek dalam dunia arsitektur dengan magang pada salah satu biro konsultan, setelah itu Acmad Noe’man bergabung Dalam sebuah wadah organisasi Arsitek, yaitu IAI (Ikatan Arsitektur Indonesia). Kemudian Acmad Noe’man mendirikan perusahaan yang lebih dinamakan Birano. Karya-karyanya banyak memberi warna dan menjadi rujukan terutama Arsitektur Masjid di Indonesia. Selain itu di luar Indonesia Acmad Noe’man turut meramaikan dunia Arsitektur dengan merancang beberapa karya. Terutama Arsitektur Masjid.
Karya-karya Ir. H. Acmad Noe'man
- Masjid Salman ITB
Seperti yang telah menjadi manifesto bagi seorang Acmad Noe’man adalah, Arsitektur yang islami adalah yang berlandaskan pada Al-qur’an dan As-sunnah kemudian ijtihad sebagai alternatif terakhir. Dengan berpedoman pada surat Al-baqarah 170 :
Pada rancangan masjid salman ini dia juga mengambil banyak pedoman dari 3 landasan yang terdapat pada ajaran islam. Seperti islam mengajarkan selalu untuk menjaga kesucian, maka segala hal yang mempermudah untuk dapat menjaga kebersihan dan kesucian di hadirkan disini. Kemudian Acmad Noe’man memakai landasan sebuah hadist ”rapikan shaf dan rapatkan barisan” dari dalil ini beliau mendapatkan pengajaran bahwa sebuah shaf dalam sholat berjama’ah tidaklah boleh terputus dan harus lurus, maka Acmad Noe’man mencoba meniadakan kolom pada sebuah masjid. ini dapat dilihat pada masjid salman.
Pada surat Al-baqarah pula Acmad Noe’man mengambil spirit dimana manusia diperintahkan menyebarkan ilmu. Dengan bentuk yang tidak lazim pada tahun 1960, dimana saat itu masjid lebih dominan menghadirkan bentuk lengkung dan tapa kubah maka disini beliau mencoba mengajarkan bahwa tanpa menghadirkan bentuk yang selama ini ada, tidak salah. Peletakan toilet pada Masjid rancanganya tidak luput dari memakai landasan yang ada pada islam, seperti pada sebuah hadist yang melarang manusia untuk tidak buang air kecil atau besar menghadap kearah kiblat.
”jika dikatakan pada mereka ikutlah jalanku, maka mereka berkata tidak kami mengikuti jalan orang-orang terdahulu”Dari ayat ini beliau menangkap bahwa seseorang haruslah memberikan pengarahan untuk selalu mencari ilmu sekaligus spirit surat ini menganjurkan untuk mengklarifikasi bahwa apa yang sudah ada selama ini dan turun temurun belum tentu benar. pada masjid ini Acmad Noe’man hendak mengajarkan ayat ini kepada masyarakat luas bahwa bentuk-bentuk masjid yang selama ini ada dan juga bentuk kubah dari atap masjid bukanlah sesuatu yang mencerminkan dan mengandung nilai-nilai islami. Walau begitu Acmad noe’man tidak menyalahkan sepenuhnya atap masjid yang berbentuk kubah. beliau hanya mencoba mengajarkan bahwa tidak selalu harus berbentuk kubah sebuah atap masjid / bangunan yang islami.
Pada rancangan masjid salman ini dia juga mengambil banyak pedoman dari 3 landasan yang terdapat pada ajaran islam. Seperti islam mengajarkan selalu untuk menjaga kesucian, maka segala hal yang mempermudah untuk dapat menjaga kebersihan dan kesucian di hadirkan disini. Kemudian Acmad Noe’man memakai landasan sebuah hadist ”rapikan shaf dan rapatkan barisan” dari dalil ini beliau mendapatkan pengajaran bahwa sebuah shaf dalam sholat berjama’ah tidaklah boleh terputus dan harus lurus, maka Acmad Noe’man mencoba meniadakan kolom pada sebuah masjid. ini dapat dilihat pada masjid salman.
Pada surat Al-baqarah pula Acmad Noe’man mengambil spirit dimana manusia diperintahkan menyebarkan ilmu. Dengan bentuk yang tidak lazim pada tahun 1960, dimana saat itu masjid lebih dominan menghadirkan bentuk lengkung dan tapa kubah maka disini beliau mencoba mengajarkan bahwa tanpa menghadirkan bentuk yang selama ini ada, tidak salah. Peletakan toilet pada Masjid rancanganya tidak luput dari memakai landasan yang ada pada islam, seperti pada sebuah hadist yang melarang manusia untuk tidak buang air kecil atau besar menghadap kearah kiblat.
- Masjid At-tin
Begitu banyak karya besar Ir.Achmad Noe`man salah satu arsitek besar di Indonesia, yang juga sebagai pendiri IAI (Ikatan Arsitek Indonesia). Salah satu karya besarnya adalah Masjid AT-TIN, masjid yang terletak di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang dibangun pada tahun 1997, kala itu Pak Soeharto masih menjabat sebagai presiden RI. Masjid At-Tin ini memiliki luas 70.000 meter persegi dan berkapasitas 9000 orang. Masjid At-Tin adalah satu di antara dua masjid megah di kawasan TMII. Masjid lainnya adalah Masjid Diponegoro (TMII).
Masjid yang mulai dibangun pada April 1997 ini menempati area tanah seluas 70.000 meter persegi dengan kapasitas sekitar 9.000 orang di dalam masjid dan 1.850 orang di selasar tertutup dan plaza. Pembangunan Masjid At-Tin selesai pada tahun 1999 dan dibuka secara umum pada tanggal 26 November 1999.
Masjid yang mulai dibangun pada April 1997 ini menempati area tanah seluas 70.000 meter persegi dengan kapasitas sekitar 9.000 orang di dalam masjid dan 1.850 orang di selasar tertutup dan plaza. Pembangunan Masjid At-Tin selesai pada tahun 1999 dan dibuka secara umum pada tanggal 26 November 1999.
Nama At-Tin diambil dari salah satu surah dalam Al-Quran yang merupakan wahyu ke-27 yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW, atau surah ke-95 dalam urutan penulisan Al-Qur‘an. Nama surah itu adalah At-Tin yang berarti sejenis buah yang sangat manis, lezat, dan penuh gizi. Buah ini dipercayai mempunyai manfaat yang banyak, baik sebelum matang maupun sesudahnya.
Selain diinspirasi dari surah Al-Qur‘an, pemberian nama At-Tin sebenarnya juga merupakan upaya untuk mengenang jasa-jasa istri mantan Presiden Soeharto yang bernama Ibu Tien atau lengkapnya Hj. Fatimah Siti Hartinah Soeharto. Memang, pendirian Masjid At-Tin sejak awal merupakan usaha anak-cucu Presiden Soeharto untuk mengenang ibunda / nenek mereka. Pendirian masjid ini terlaksana berkat bantuan Yayasan Ibu Tien Soeharto yang merupakan yayasan milik anak-keturunan Ibu Tien Soeharto. Oleh karenanya, nama At-Tin tentu dimaksudkan sebagai doa dan perwujudan rasa cinta yang tulus dari anak / cucu kepada ibunda / nenek mereka.
http://arsitek-ind.blogspot.com/2012/11/acmad-noeman.html
http://visualheritageblog.blogspot.com/2013/05/teori-dan-konsep-arsitektur-beberapa.html
http://justu7uh.blogspot.com/2011/09/masjid-at-tin.html
http://aulia76gar.blogspot.com/2010/03/keindahan-masjid-at-tin.html
http://bennyarmansyah.wordpress.com/2011/11/21/semiotika-desain-masjid-salman-itb/
http://visualheritageblog.blogspot.com/2013/05/teori-dan-konsep-arsitektur-beberapa.html
http://justu7uh.blogspot.com/2011/09/masjid-at-tin.html
http://aulia76gar.blogspot.com/2010/03/keindahan-masjid-at-tin.html
http://bennyarmansyah.wordpress.com/2011/11/21/semiotika-desain-masjid-salman-itb/
Komentar
Posting Komentar